Bismmilahirrahmannirrahim

Bismmilahirrahmannirrahim

Sabtu, 09 Oktober 2010

13.22.00

Kesalahan menilai

Seekor anak beruang suka mencari-cari kesalahan. Dengan cekatan, ia akan
mampu menunjukkan kesalahan teman-teman dan orang tuanya. Bahkan jika
sesuatu terjadi pada dirinya, maka ia menyalahkan teman dan orang tuanya.
"Aku jatuh karena Ayah meletakkan ember di sembarang tempat", kata beruang
kepada ayahnya saat ia terjatuh di kamar mandi.
"Kamu mengalami musibah ini karena kamu tidak berhati-hati. Oleh karena
itu, kalau berjalan kamu harus hati-hati," kata anak beruang kepada seekor
kijang yang terkilir kakinya.
Pada suatu hari, anak beruang berjalan-jalan di pinggir hutan. Matanya
tertuju pada sekelompok lebah yang mengerumuni sarangnya. "Wah, madu lebah
itu pasti sangat manis. Aku akan mengambilnya. Aku akan mengusir
lebah-lebah itu!" Ia pun mengambil sebuah galah dan menyodok sarang lebah
itu dengan keras. Ribuan lebah merasa terusik dan menyerang anak beruang.
Melihat binatang kecil yang begitu banyak, anak beruang lari
terbirit-birit. Lebah-lebah itu tidak membiarkan musuhnya pergi begitu
saja. Mereka menghajar dengan sengatan. "Aduh, tolong !"
Karena tak tahan, anak beruang itu menceburkan dirinya ke sungai. Byur!
Tak lama kemudian, lebah-lebah itu pergi meninggalkan anak beruang yang
kesakitan.
"Mengapa ayah tidak menolongku? Jika ayah sayang padaku, pasti sudah
berusaha menyelamatkanku. Semua ini salah ayah!" Ayah beruang diam
sejenak, lalu mengambil selembar kertas putih.
"Anakku, apa yang kamu lihat dari kertas ini?"
"Itu hanya kertas putih, tidak ada gambarnya," jawab anak beruang.
Kemudian, ayah beruang mencoret kertas putih dengan sebuah titik berwarna
hitam.
"Apa yang kamu lihat dari kertas putih ini ?"
"Ada gambar titik hitam di kertas putih itu!"
"Anakku, mengapa kamu hanya rmelihat satu titik hitam pada kertas putih ini
? Padahal sebagian besar kertas ini berwarna putih. Betapa mudahnya kamu
melihat kesalahan ayah! Padahal masih banyak hal baik yang telah ayah
lakukan padamu". Lalu ayah beruang berjalan pergi meninggalkan anaknya
yang duduk termenung.
Moral kisah ini :
Mari kita belajar mengoreksi diri sendiri sebelum kita menyalahkan orang
lain. Jangan hanya melihat sisi buruk suatu masalah, tetapi kita perlu
juga melihat sisi baiknya. Mengapa kita cenderung melihat semut di
kejauhan, sedangkan gajah di pelupuk mata sendiri tak nampak?

0 komentar

Posting Komentar (Old Form)

Entri Populer

hujan salju

Pengikut