Bismmilahirrahmannirrahim

Bismmilahirrahmannirrahim

Senin, 30 Agustus 2010

13.13.00

Adakah Arogansi Ilmiah Pada Diri Kita??

Alangkah indahnya kalau setiap diri kita, bisa belajar dari alam, meresapi
filosofinya, mengambil maknanya, berendah hati, serta mensyukuri nikmatNYA
yang tanpa batas. Ilmu kita yang terbatas, keangkuhan diri yang membelenggu,
hati yang kaku, dan keengganan untuk berendah hati, menjadikan kita memiliki
arogansi ilmiah.
Merasa paling tahu dari yang lain, atau meremehkan orang lain. Ketika sebuah
gelar akademis, sarjana, master, doktor, profesor etc, berbaris rapi di depan atau
dibelakang nama kita. Padahal ilmu kita belum seberapa bila dibandingkan dengan
ilmuNYA Sang Maha Mengetahui. Ibarat satu tetes air di samudra yang luas, itulah
ilmu yang kita miliki. Allah telah mengaruniakan satu mulut, dua mata, dan dua
telinga. Mulut untuk berbicara, mata untuk melihat, mengamati, dan telinga untuk
mendengar. Manfaatnya adalah untuk lebih banyak melihat dan mendengar,
daripada ’berbicara.’
Gelar sarjana, master, doctor, dan professor, adalah sebuah gelar akademis.
Pembuktiannya adalah seberapa banyak ilmu yang menjadi salah satu amanahnya,
yang telah dimudahkan oleh NYA untuk menguasainya, bisa memberikan manfaat
bagi dirinya sendiri dan masyarakat pada umumnya. Bagi dirinya sendiri, ia
menjadi semakin tawadhu’ (rendah hati), bagi masyarakat pun ia mengajarkan
dengan santun tanpa ada tendensi kesombongan. Berkarya, berkarya, dan
berkarya. Memberikan solusi bagi permasalahan di masyarakat.
Sungguh disayangkan bila gelar akademis itu diperoleh dengan cara membeli. Tidak
hanya dirinya yang kasihan, tapi orang-orang yang ada disekitarnya pun kasihan.
Tidakkah kita belajar dari ilmu padi??? Semakin berisi padi itu, maka ia semakin
merunduk. Rendah hati. Kecuali padi yang kosong/ istilah jawanya gabuk, maka ia
akan tetap mendongak keatas, menunjukkan arogansi ilmiahnya.
Tidakkah kita belajar dari pohon-pohon yang mengeluarkan buahnya yang berasa
manis??? Ia tumbuh dari sebutir biji. Menjadi pohon, maka ia bisa dijadikan tiang
atau tempat bersandar. Berdaun lebat, maka ia memberi keteduhan. Berbunga,
maka ia memberikan keindahan. Berbuah, maka ia memberikan kenikmatan dan
rasa kenyang. Kemudian, bijinyapun bisa ditanam kembali untuk melalui proses
yang sama. Memberikan kemanfaatan. Apakah diri kita sudah seperti itu???
Disetiap fase pertumbuhan kita. Disetiap fase menuntut ilmu. Disetiap tingkatan
ilmu yang kita peroleh sudah memberikan kemanfaatan??? Atau justru yang ada
hanya sebuah kesombongan???
Tidakkah kita belajar dari kisahnya Nabi Musa as dengan Nabi Khidr as?? Nabi Musa
as, ingin berguru pada Nabi Khidr as, tapi dikarenakan ketidaksabarannya,
ketidaktahuannya, ia selalu bertanya..dan bertanya atas apa yang dilakukan oleh
Nabi Khidr. Padahal diawal perjalanan mereka sudah diberi warning untuk tidak
banyak bertanya. Tapi apalah daya, Nabi Musa selalu ingin tahu, sehingga ia selalu
bertanya. Pada akhirnya, ia hanya sebentar menjadi muridnya/ belajar dari Nabi
Khidr. Untuk kisah selengkapnya bisa dilihat di Al-Qur’an Surat Al-Kahfi : 65 – 82.
Berendah hati, dan bersabar dalam menuntut ilmu. Itulah yang bisa dipetik dari
kisah ini. Kisah ini tidak hanya berlaku bagi mereka yang sedang menuntut ilmu,
tapi alangkah indahnya bila yang sudah berilmupun mengambil manfaatnya.
Bukankah diatas langit masih ada langit? Bukankah ilmu yang kita miliki adalah
sebagian kecil ilmuNYA yang dititipkan kepada kita?? Agar kita semakin tunduk
kepadaNYA...
Marilah kita merenung sejenak, disela-sela kita menuntut ilmu, disela -sela kita
berbagi ilmu, membagi ilmu, dan mengamalkan ilmu. Adakah arogansi ilmiah
Pada Diri Kita???

Jiwa ini haus akan ilmu
Diri ini ingin membagi ilmu
Tapi daya itu semakin melemah ketika asa goyah
Bukan karena berhenti atau terhenti
Tapi...
Sejumput rasa kesombongan membelenggu hati
Ya Malik, langit dan bumi adalah milikMU
Ya Muhaimin, lindungi kami dari rasa itu
Karena hanya Engkau yang berhak memiliki rasa itu
Karena segala sesuatu adalah milikMU

0 komentar

Posting Komentar (Old Form)

Entri Populer

hujan salju

Pengikut